Jumat, 17 Januari 2014

Pray For Indonesia

ManggaMe!! Di awal tahun 2014 ini, nampaknya negara kita dikepung banyak bencana alam. Saat ini bencana yang sangat terlihat dampaknya adalah bencana banjir dan gunung meletus.
"air menangis, pohon menangis, gunung pun ikut menangis....” Di atas bukit dan danau sekelumit syair itu selalu didendangkan oleh Purnipa, tokoh adat di Kecamatan Sembalun, Lombok, Nusa Tenggara Barat. 
Perubahan iklim dan pemanasan global yang terjadi saat ini sangat jelas merupakan ulah dari manusia itu sendiri. Penebaangan hutan lindung yang seharusnya menjadi penahan air hujan yang turun, perlahan-lahan mulai menyusut luas areanya. Kerusakan itu kini nyata kita lihat dan rasakan dampaknya terjadi di darat, laut dan langit kita. 

Gunung Sinabung Meletus


Pengungsi Sinabung

Letusan Gunung Sinabung yang disertai abu vulkanik dan lahar panas kembali kembali terjadi di Karo, Sumatera Utara, Selasa (14/1). Sejak aktivitas Gunung Sinabung semakin meningkat pada November 2013 lalu, lebih dari 26 ribu warga telah diungsikan ke tempat yang lebih aman. Pemerintah juga memperpanjang status tanggap darurat akibat meningkatnya aktivitas Gunung Sinabung hingga 18 Januari 2014.

Gunung Sinabung meletus.

Banjir Jakarta

Belum lama ini, ibukota diramalkan mengalami cuaca ekstrim oleh BMKG hingga awal februari. Curah hujan yang tinggi dan intensitas hujan di daerah penyangga yang ada dijabodetabek, makin memperparah kondisi ibukota. Namun banjir yang kali ini terjadi tidak separah tahun.
Kementerian Pekerjaan Umum menyatakan, pengerjaan normalisasi dengan pelebaran tiga kali di Jakarta, yakni Kali Pesanggrahan, Kali Angke, dan Kali Sunter, terus berlangsung.
Kepala Bidang Peringatan Dini Cuaca Ekstrem Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Achmad Zukri mengatakan, penyebab banjir di Jakarta tahun ini bukan karena faktor alam. Sebab, curah hujan di kawasan Ibu Kota pada 2014 lebih rendah dibanding 2013 ketika terjadi banjir lebih besar.
Air merendam sejumlah pemukiman dengan ketinggian beragam, mulai 60 centimeter hingga 4 meter lebih.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat, setidaknya sebanyak 2.466 orang mengungsi, dan 4 di antaranya meninggal. Para pengungsi itu berasal dari 175 rukun warga di 33 kelurahan. Sementara data Polda Metro Jaya menyebut jumlah pengungsi lebih besar lagi, mencapai 10.523.

Bencana banjir Jakarta pada Januari 2014, ini tentu tak separah tahun sebelumnya, 2013 lalu. Waktu itu, BPBD menyatakan banjir merendam 54 kelurahan, dengan jumlah resmi korban tewas akibat banjir mencapai 20 orang dan sebanyak 33.502 orang terpaksa mengungsi.
Banjir Jakarta 2014

Banjir Bandang Manado, Sulut
Banjir bandang terjadi di 6 kabupaten/kota di Sulut secara bersamaan, yaitu Kota Manado, Minahasa Utara, Kota Tomohon, Minahasa, Minahasa Selatan, dan Kepulauan Sangihe. Data sementara akibat banjir ini adalah 13 orang tewas, 2 orang hilang, dan sekitar 40 ribu mengungsi.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, kombinasi antara faktor alam dan antropogenik yang menjadi pemicu terjadinya banjir bandang dan longsor yang masif di Sulawesi Utara pada Rabu (15/1).

Banjir bandang yang melanda Manado, Sulawesi Utara mengakibatkan rusaknya rumah sebanyak 4.345 unit. Sementara itu, korban meninggal sebanyak 15 orang. 
Saat ini data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sulut hingga pukul 12.00 WITA, perincian rumah yang rusak adalah 45 unit rusak berat, 300 unit rusak sedang dan 4.000 unit rusak ringan. "Korban meninggal sebanyak 15 orang, dengan perincian, Kota Manado 6 orang, Kota Tomohon 5 orang, dan Kab Minahasa 4 orang," ujar Chris, Kasubid Tanggap Darurat BPBD Sulut, Kamis (16/1). Banjir di Kota Manado melanda 7 Kecamatan dengan ketinggian air mencapai 1 - 6 meter.
Banjir Manado

ManggaMe!! Untuk membantu korban bencana tsb, utk bantuan barang ke :
Posko @PMI_DKI_Jakarta Jl. Kramat Raya No. 47 (Banjir DKI), 
Posko @PMISulut Jl. Raya Malalayang Dua, Kota Manado 95361, 
Posko @PMISumut Jl. Perintis Kemerdekaan No. 37 Medan 20235
atau menghubungi Posko BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) di 021-3458400.

Sumber: merdeka.comkompas, tempo, majalah detik, bnpb Indonesia, PMI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar